Selasa, 17 Maret 2015

Biografi RA Kartini



Biografi R.A Kartini- Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).


Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang
tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.

Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.

Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan

Fakta Pendidikan di Korea Selatan


Fakta Pendidikan di Korea Selatan!
1. Para siswa sekolah tinggi di Korea memiliki waktu belajar dari jam 08:00 pagi sampai 09:30 atau 10:00 malam. Bayangkan, 14 jam berada di sekolah! Tujuannya agar para siswa bisa masuk ke dalam perguruan tinggi favorit karena persaingan di sana cukup tinggi. Seakan belum cukup dengan sekolah formal, para siswa biasanya juga akan menghadiri lembaga pendidikan swasta / Hagwon (학원). Ini berarti para siswa sekolah tinggi rata-rata tidak pulang sampai tengah malam. Sedangkan bagi siswa sekolah menengah, pihak sekolah masih memberi toleransi dengan waktu belajar antara 08:00 pagi sampai 04:00 sore, dengan tambahan Hagwon sepulang sekolah.
2. Di Korea ada pepatah yang mengatakan, “Guru adalah hal tertinggi selayaknya Tuhan.” Masyarakat Korea menganggap guru memegang posisi yang berharga dan tinggi karena Korea menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama. Akibatnya, Korea benar-benar menjunjung tinggi para guru. Usia pensiun mereka tidak sampai 65 tahun. Senioritas di kalangan guru dilihat melalui bayaran yang tinggi dan jam mengajar yang lebih banyak.
3. Presentasi Power Point, USB dsb adalah hal-hal dasar yang digunakan dalam sistem pembelajaran SD-SMA. Ruang kelas dilengkapi Komputer yang terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layar datar LCD.
4. Ada rotasi mutasi guru setelah lima tahun mengajar. Hal ini dilakukan agar setiap guru mendapat kesempatan yang adil untuk mengajar di berbagai sekolah yang baik atau buruk.
5. Beberapa sekolah unggulan memiliki ruang praktek teknolgi blue screen untuk membuat para siswa dapat berperan dengan layak. Ruangan itu juga dilengkapi dengan berbagai alat dan media untuk membuat akting itu terlihat nyata.
6. Hukuman fisik masih berlaku di Korea. Sistem pendidikan di sana memang sangat ketat dan keras. Bukan hal yang tabu jika guru melakukan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan muridnya. Bahkan para orang tua tidak masalah dengan peraturan itu. Hanya saja saat ini hukuman fisik itu memiliki batasan yang lebih kuat.
7. Kebersihan Sekolah adalah tanggung jawab murid. Sistem pendidikan di Korea mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap perawatan sekolah mereka. Sementara para petugas kebersihan melakukan tugas-tugas utama seperti membersihkan kamar mandi, membersihkan lorong, ruang kelas, tangga, para siswa diwajibkan memungut sampah di halaman sekolah setiap pagi sebelum bel berbunyi
8. Siswa-siswa di Korea yang tidak kuat terhadap tekanan pembelajaran banyak yang melakukan bunuh diri. Terkadang, hanya karena nilai mereka yang menurun atau tidak lulus dalam seleksi perguruan tinggi, mereka menganggap bahwa diri mereka telah gagal dan tidak memiliki masa depan yang pasti. Jadi mereka beranggapan kalau bunuh diri adalah solusi terbaik.
9. Para siswa di Korea menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Mereka belajar, makan, dan bergaul bersama. Sehingga banyak siswi yang juga membawa alat makeup ke sekolah, mereka saling membantu memoles wajah bersama
10. Di Korea, wajib belajar itu cuma SD-SMP, tapi karena tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, anak-anak mereka tetap di sekolahkan sampai jenjang paling tinggi (kuliah)
11. Saat memasuki SMA, sekolah tidak melarang siswa-siswanya memanjangkan rambut, mewarnai rambut, atau merias diri.
Update, 29 Mei 2013
1. Di Korea banyak orangtua yang mempersiapkan anak mereka mulai dari SD hingga SMU agar dapat memasuki perguruan tinggi bergengsi.
2. Anak yang masih membutuhkan waktu bermain di "genjot" dengan berbagai aktifitas yang diyakini para orangtua akan membantu anak mereka untuk masuk UNIV
3. Anak-anak SD Korea akan dibebani dengan berbagai pendidikan tambahan dengan belajar di kursus (Hagwon).
4. Aktifitas SD Korea dimulai pukul 8.30pagi dan akan kembali kerumah setelah malam sekitar pukul 7.00 atau 8.00.
5. Perjuangan anak sekolah di Korea adalah bagaimana caranya agar bisa diterima di perguruan tinggi.
6. Ketika masih duduk di kelas tiga SMU semester kedua mereka sudah ikut ujian masuk universitas.
7. Karena pentingnya ujian masuk universitas di Korea, maka masuk kantor ditunda 1 jam, untuk menghindari kemacetan akan kendaraan.
8. Karena pentingnya ujian masuk universitas di Korea, militer juga disiapkan untuk membantu kalau ada mahasiswa yang tidak mendapat alat transportasi.
9. Karena pentingnya ujian masuk universitas di Korea, penerbanganpun mengalami perubahan jadwal atau jalur penerbangan untuk menghindari kebisingan.
10. Sistem pendidikan di Korea Untuk SD dan SMP semua biaya sekolah ditanggung oleh pemerintah selama 9 tahun.
11. Sistem pendidikan terbagi dalam 2 semester pertahunnya. Jika selesai semester 1 maka sekolah akan libur sebulan penuh dimusim panas.
12. Untuk sekolah TK “Youchiwon” di Korea dimulai usia 3-6 thn, kapan saja boleh masuk sekolah ini asal sudah mencukupi usiannya.
13. Tapi ada juga TK untuk usia 2 tahun tapi sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya beberapa jam saja dan ini milik swasta.
14. TK di Korea memiliki program pendidikan yang lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan.
15. Untuk keluarga berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan di Korea biasanya anak yang usianya 5 tahun akan mendapatkan bantuan dana pendidikan.
16. Pendidikan SD di Korea dimulai dari kelas satu sampai kelas enam jika tidak ada hal yang khusus setiap tahun bisa naik kelas.
17. Di Korea wajib belajar sampai SMP dan itu tidak dipungut biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung jawab masing-masing individu.
18. Korea memiliki peraturan 2 anak sudah cukup, maka setiap anaknya akan diberi tunjangan perbulan.
19. Mata pelajaran di Korea adalah B. Korea, Moral, Sosial Moral, Matematika, Ilmu Science, Olah Raga, Musik, Kesenian, Keterampilan, B. Inggris.
20. Di Korea dalam 1hari sekolah selama 6 jam, dan setiap semester ada 2x ujian evaluasi, yang hasilnya akan dikirim langsung ke rumah.
21. Untuk pendidikan di SMU Korea terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum, Sekolah Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus.
22. Secara umum Sekolah Menengah Umum di Korea mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi.
23. Sekolah Menengah Ekonomi di Korea, mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang dibutuhkan untuk masuk kerja. (Mungkin kalau di INA, hampir sama seperti SMK)
24. Sekolah Menengah Khusus / SMK di Korea adalah sekolah yang memberikan keterampilan khusus seperti di bidang scince atau bahasa asing, olah raga dan lain-lain.
25. Perguruan Tinggi di Korea ada 2, masa pendidikan 4 tahun & 2 tahun, sebagian besar mempelajari dasar-dasar kejuruan tentang mata kuliah keahlian.
26. Seseuai dengan dasar tahunan Universitas di Korea terbagi menjadi Universitas Umum, Universitas Kejuruan, dan Universitas Khusus.
27. Universitas Kejuruan di Korea contohnya pendidikan, komunikasi, pembukuan, teknik.
28. Universitas Khusus di korea contohnya meliputi perpajakan, kepolisian dan akademi militer.
29. Saat akan masuk Universitas secara umum di Korea ditentukan nilai SMU dan setiap tahun mengikuti ujian kemampuan dan bakat.
30. Cara pemilihan siswa untuk Universitas di Korea sedikit berbeda di setiap Universitas karena disetiap Universitas mempunyai syarat-syarat tertentu.
31. Para siswa SMA atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam.
32. Siswa Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malampun sampai disajikan di sekolah.
33. Guru Korea bahkan jauh lebih bahagia, karena mereka memiliki dua kali waktu akhir pekan dalam sebulan, sementara siswanya tidak.
34. Di Korea, ada pepatah "Guru setinggi Tuhan". kamu tidak bisa memandang guru dari skala gaji, guru memegang posisi sosial berharga dan tinggi di masyrakat.
35. Usia pensiun guru Korea tidak sampai 65 tahun. Senioritas berarti gaji meningkat dan jam terbang dikatakan lebih baik dari pekerjaan biasanya.
36. Setiap ruang kelas diKorea dilengkapi komputer yang terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layar datar LCD.
37. Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda setiap 5 tahun. Sistem ini agar setiap guru berkesempatan bekerja di sekolah yang baik atau buruk.
38. Beberapa program sekolah bahasa Inggris di Korea menawarkan siswa akan diberi nama bahasa Inggris.
39. Guru dan siswa Korea harus berganti sepatu ke sepatu lain yang khusus digunakan saat di dalam runangan saat memasuki gedung sekolah.
Source : Berbagai Sumber
Written By. Monchan @bwonchel.blogspot.com
Via : All About Korean [K-Drama, K-Pop & History of Korean]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar