Selasa, 17 Maret 2015

Ingin Panjang Umur? Rajinlah Berjalan Kaki



 Aktivitas fisik merupakan salah satu dari empat perilaku gaya hidup yang terbukti secara signifikan memperpanjang umur kita. Ada bukti tak terbantahkan dari "efektivitas aktivitas fisik secara teratur dalam pencegahan beberapa penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, hipertensi, obesitas, depresi, osteoporosis, dan kematian dini". 

Sering berjalan kaki bisa membantu menambah waktu hidup kita, coba Anda pikirkan sendiri, orang-orang di jaman dulu, dimana belum ada kendaraan seperti roda dua dan roda empat mereka melakukan perjalanan panjang hanya dengan berjalan kaki, dan sudah tidak bisa dipungkiri lagi jika ternyata usia hidup mereka bisa mencapai lebih panjang daripada usia orang-orang di jaman sekarang yang lebih mengandalkan bepergian memakai kendaraan meskipun jarak yang ditempuhnya itu bisa dibilang dekat.

Ingin Panjang Umur? Rajinlah Berjalan Kaki

Berapa banyak latihan yang kita butuhkan? Secara umum, jawabannya adalah lebih banyak lebih baik. Saat ini, "sebagian besar organisasi kesehatan dan kebugaran menganjurkan minimal seribu kalori latihan dalam seminggu," yang setara dengan berjalan kaki selama satu jam dalam sehari, dan lima hari dalam seminggu. Meskipun demikian melakukannya setiap hari, justru akan lebih baik dalam upaya memperpanjang umur seseorang.



Latihan ini sangatlah penting, bahkan perlu dicatat, jika Anda tidak berjalan satu jam dalam sehari saja itu dianggap sebagai perilaku yang berisiko tinggi, di samping merokok, kelebihan minum, dan menjadi gemuk. Memiliki salah satu dari ini di usia efektif kita dalam 3-5 tahun hal ini akan memiliki risiko mati muda, meskipun menarik orang-orang yang makan sayuran hijau setiap hari tampaknya tidak memiliki risiko yang sama. Bahkan jika Anda sering makan brokoli pun, sementara Anda lebih suka duduk santai di sofa, tanpa adanya aktivitas pejalan kaki sama sekali, itu justru tidak lebih baik dari orang yang terkena obesitas. Akan ada banyak manfaat kesehatan tambahan untuk Anda yang melakukan aktivitas fisik seperti halnya yang diresepkan oleh dokter, untuk memberikan sinyal kepada pasiennya bahwa "latihan adalah obat."

Para peneliti di London School, Harvard, dan Stanford mencoba membandingkan latihan untuk intervensi obat dan menemukan latihan yang sering bekerja sama dengan baik sebagai obat untuk pengobatan penyakit jantungstroke, dan diabetes. Tidak ada banyak uang untuk mendanai studi olahraga, jadi salah satu pilihannya akan mewajibkan perusahaan obat membandingkan setiap obat baru untuk berolahraga. Dalam kasus di mana pilihan obat hanya memberikan sedikit manfaat, pasien berhak untuk memahami dampak relatif bahwa aktivitas fisik mungkin jauh lebih baik untuk memulihkan kondisi mereka.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar