Pertama, Karakteristik Mading
Majalah
dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain
rata-rata memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana,
karena bentuk penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku/majalah
sebagaimana yang biasa kita kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca
sambil berdiri. Untuk membaca majalah ini juga tidak dibutuhkan waktu
terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca dengan jarak
lebih min 35 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk
hiasan – tulisan dan gambar- yang dipajang di dinding, yang tidak
memiliki banyak kolom atau ruangan.
Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading
Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading
Dengan
kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading
dihadirkan dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misal; perwajahan mading
(cover), ditampilkan dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan
bentuk huruf yang mudah dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada
warna dasar yang menarik, sehingga baru saja melirik nama madingnya
saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati
tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.
Ketiga, Sumber Tulisan
Agar
kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta
membaca, majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar.
Tulisan hangat yang tengah menjadi perbincangan banyak orang. Jangan
menghadirkan berita atau tulisan yang sudah biasa didengar banyak
pembaca! Ini jika mading kita ingin dikatakan greeess! Untuk bisa
mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus
diisi dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh
pengelola majalah, biasanya guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi
oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah) dengan liputan berita
kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang suka
pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom
yang lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi
anak-anak, maka usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis
anak sendiri. Bukan jiplakan atau guntingan dari majalah atau koran
sungguhan.
Keempat, Kepala Berita
Setelah
semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai
guru pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head
line) yang menarik. Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh
anak-anak. Judul berita sebisa mungkin merupakan rangkuman dari tulisan
yang ada pada majalah dinding yang kali itu ditampilkan. Dengan
demikian, setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.
Kelima, Perwajahan
Perwajahan
disebut juga tataletak atau lay out. Agar penampilan mading yang kita
suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita
poles dengan wajah yang cantik. Kita tata kolom demi kolom sedemikian
rupa, agar menghasilkan tataletak yang cukup memikat. Dengan wajah dan
tatanan yang cantik ini diharapkan anak-anak tidak cepat merasa bosan
untuk terus membacanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar