Sabtu, 14 Maret 2015

CARA MEMBUAT MADING 2D




Pertama, Karakteristik Mading
Majalah dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain rata-rata memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana, karena bentuk penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku/majalah sebagaimana yang biasa kita kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca sambil berdiri. Untuk membaca majalah ini juga tidak dibutuhkan waktu terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca dengan jarak lebih min 35 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk hiasan – tulisan dan gambar- yang dipajang di dinding, yang tidak memiliki banyak kolom atau ruangan.

Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading
Dengan kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading dihadirkan dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misal; perwajahan mading (cover), ditampilkan dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan bentuk huruf yang mudah dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada warna dasar yang menarik, sehingga baru saja melirik nama madingnya saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.

Ketiga, Sumber Tulisan
Agar kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta membaca, majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar. Tulisan hangat yang tengah menjadi perbincangan banyak orang. Jangan menghadirkan berita atau tulisan yang sudah biasa didengar banyak pembaca! Ini jika mading kita ingin dikatakan greeess! Untuk bisa mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus diisi dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh pengelola majalah, biasanya guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah) dengan liputan berita kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang suka pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom yang lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi anak-anak, maka usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis anak sendiri. Bukan jiplakan atau guntingan dari majalah atau koran sungguhan.

Keempat, Kepala Berita
Setelah semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai guru pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head line) yang menarik. Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Judul berita sebisa mungkin merupakan rangkuman dari tulisan yang ada pada majalah dinding yang kali itu ditampilkan. Dengan demikian, setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.

Kelima, Perwajahan
Perwajahan disebut juga tataletak atau lay out. Agar penampilan mading yang kita suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita poles dengan wajah yang cantik. Kita tata kolom demi kolom sedemikian rupa, agar menghasilkan tataletak yang cukup memikat. Dengan wajah dan tatanan yang cantik ini diharapkan anak-anak tidak cepat merasa bosan untuk terus membacanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar